Ternate - Bitung
Perlintasan Ternate – Bitung, tujuan keberangkatan Manado. Awal tahun ini saya mengalami beberapa pengalaman yang baru saya rasakan diantaranya melintas antar pulau membawa kendaraan sepeda motor dengan tujuan Ternate – Manado. Tidak terencana diawal, pemikiran ini terlintas di pikiran saya ketika salah satu kenshi saya juga orang yang dekat dengan saya berencana Kembali ke kampung halaman Manado untuk mengurusi berkas-berkasnya karena akan mengikuti seleksi penerimaan POLRI tahun 2021. Karena terlalu sering bercerita bahwa dia kurang tertarik mengikuti jalur laut dengan alasan mabuk laut, terbesit di pikiran untuk mendampingi mengantarnya sampai ke kampung halaman di rumah Ibunya yang ada di Manado.
Karena ada beberapa orang teman saya sedang berada di manado, akhirnya saya memutuskan untuk melintas ke Manado dengan sepeda motor KLX. Saya berniat berangkat bersamaan dengan “Putri” Kenshi saya dan juga kakaknya di hari selasa, namun saya tertinggal feri dan pulang dengan niat berangkat esok malamnya di hari Rabu.
Sudah hari Rabu, yang saya lakukan dari paginya hanyalah berusaha untuk membuang-buang waktu dengan mengunjungi rumah ‘sodara’ angkat saya “Hirka” di Sulamadaha tapi harus langsung ke rumah sakit karena mendengar bahwa mereka sedang di rumah sakit karena Ibu-nya masuk rumah sakit sudah 2 hari. Saya sebenarnya tidak merasa terlalu kaget karena seminggu lalu, ketika saya mengunjungi rumahnya, Ibu-nya sudah sakit tapi bersikeras tidak ingin di rawat di rumah sakit. Dalam hati saya ketika mendengar Ibu-nya berada di rumah sakit seperti merasa lebih tenang karena beliau akhirnya mau ke rumah sakit yang mana perawatannya lebih optimal di banding di rawat di rumah.
Saya langsung berkunjung ke rumah sakit walau belum mengetahui Ibu dari Hirka di rawat di ruangan mana, yang saya tahu melalui keponakannya “Givi” bahwa Ibu-nya di rawat di ruang IGD. Saya langsung ke IGD dan mencari dimana mereka, namun tidak ketemu. Saya berusaha menelpon-nelpon Hirka tapi nomor handphone-nya sedang tidak aktif. Setelah menunggu sekitar satu setengah jam lebih dan menelpon berulang-ulang tapi tetap tidak aktif, akhirnya saya memutuskan untuk balik ke rumah untuk istirahat, karena saya mulai capek dan berniat Kembali datang di sore hari sebelum keberangkatan ke bitung di malam hari. Di sore hari saya Kembali tapi tetap tidak ketemu dimana ibu-nya di rawat. Saya pulang ke rumah dan bersiap-siap untuk berangkat di malam hari setelah maghrib.
Setelah maghrib saya bergegas dan menyiapkan beberapa hal sebelum saya ke pelabuhan, kali ini saya sangat terburu-buru menuju Pelabuhan karena takut ketinggalan feri yang kedua kalinya. Juga mengambil barang titipan teman saya yang ada manado untuk di bawa ke manado. Sesampainya di Pelabuhan dan saat sedang mengantri pembelian tiket barulah saya tersadar bahwa untuk melakukan pembelian tiket, harus disertai KTP dan STNK motor karena saya membawa kendaraan roda dua. Dengan cepat-cepat saya langsung balik ke rumah untuk mengambil STNK motor, sesampainya di rumah setelah mengambil STNK motor, saya segera menuju balik ke pelabuhan Bastiong. Dengan perasaan cemas tertinggal kapal, saya langsung masuk dan membeli tiket. Ternyata Feri PORTLINK VIII tujuan Bitung belum juga berangkat. Bahkan setelah membeli tiket dan menunggu selamaa sekitar 1 jam lebih akhirnya kami di persilahkan naik ke atas kapal.
Diatas kapal pun saya dan penumpang lain harus menunggu selama sekitar 2 jam lebih, entah kenapa malam itu Feri berangkat begitu lama. Pada pukul 12.00 WIT barulah kapal berlepas dari dermaga penyeberangan bastiong menuju Pelabuhan Bitung.
Salah satu alasan saya memutuskan untuk mengambil perjalanan ini karena ingin merasakan salah satu perjalanan penyeberangan tersibuk yang ada di Indonesia. Ya, ASDP merupakan salah satu jalur penyeberangan yang memiliki jadwal penyebarangan padat dan tanpa jeda tiap harinya. Penuh dengan pelajaran dan pengalaman setelah anda ikut duduk bersama kelompok pekerja keras yang memilih menyeberang hampir tiap hari bolak balik Ternate – Bitung. Selama perjalanan yang saya dapati kebanyakan merupakan para pekerja lepas harian dan pebisnis toko yang membawa kendaraan truk-truk mereka untuk memuat barang dagangan mereka.
Durasi Perjalanan dari Pelabuhan Ferry Bastiong Ternate – Bitung selama 16-17 jam perjalanan. Merupakan waktu yang cukup panjang apalagi waktu panjangnya di siang hari jadi harus lebih bersabar duduk menunggu, sambil menikmati panorama langit dan laut biru selama perjalanan.
“Panji.. perjalanan hidup hanyalah cobaan. Semuanya cobaan dari yang Maha Kuasa. Dan perpisahan hanyalah pelajaran agar kita berperilaku lebih ramah ketika bertemu lagi.”
“Dengan melihat deruh ombak menghantam badan kapal, sadarlah hidup adalah ombak dan kau adalah kapal besi. Kau tidak akan tenggelam jika kau terus bergerak maju!. Semakin ombak itu menghantam semakin terbiasa kau merelakan. Dan semakin jauh ombak itu berlalu, semakin ikhlas dirimu memandang.”
Sesuai dengan slogan mereka “We Bridge The Nation”, PT.ASDP (Angkutan Sungai Dan Penyeberangan) merupakan angkutan penyeberangan antar pulau yang ada di seluruh Indonesia, termasuk pulau terluar dan terpencil.
Saya ingin memberikan beberapa tips agar perjalanan menaiki ferry anda lebih nyaman. Nah, beberapa hal yang perlu anda siapkan ketika akan naik ferry diantaranya adalah ;
Disini yang saya jelaskan tidak secara detail melainkan secara garis besar ya, yang perlu disiapkan yaitu perhatikan barang bawaan anda. Kemudian usahakan membeli tiket ferry lebih awal agar tidak cape mengantri, jika anda membawa kendaraan jangan lupa agar menyiapkan KTP dan STNK kendaraan anda. Usahakan membeli makanan atau membawa bekal dari rumah karena makanan yang dijual di cafetaria kapal pastinya lebih mahal, jadi makin menguras biaya perjalanan anda.
Kemudian pastikan anda mendapatkan tempat diatas kapal/ferry apalagi jika perjalanan anda jauh seperti, penyeberangan antar pulau atau provinsi. Setelah semua itu, buatlah diri anda senyaman mungkin diatas kapal.
Demikian sedikit cerita dan tips dari saya pribadi tentang pengalaman saya menaiki jasa angkutan Ferry.
Jadi kemanapun kita pergi jangan lupa untuk membuat diri kita nyaman, karena jika tidak maka kenangan akan memaksa kita untuk membatalkan perjalanan. Bhahahahahaha, becanda..
_______________________________
Follow the journey!
Instagram : @Rah_panji.sk
Facebook : @rahmad.supanji
Twitter : @RSupanji